Rabu, 14 November 2012

Keberadaan-Mu Menguatkan-Ku part 1

Diluncurkan oleh Bocah Psikologi di 10.22.00
Bersyukur pagi ini masih bisa mencurahkan di blog tercinta.


          12 november 2012, pagi ini nuansa hati sedang tidak mendukung sekali. Aku terbangun ketika mendengar suara teriakan dari ruang bawah rumahku. "ayah .. ayah .. ayah"  seperti itulah yang terdengar. Spontan-ku langsung terbangun dan menghampiri sumber suara tersebut. Kaget dan campur panik ketika melihat ibu-ku terbaring diatas sajadahnya dengan memanggil nama ayah. Ketika ku tanya, ibu hanya menjawab, ibu belum shalat subuh dan kepala ibu pusing sebelah. Tanpa banyak kata langsung ku ambil aroma terapi dan balsem serta ku buatkan segelas teh hangat untuk menenangkan ibu-ku. 
          Setelah kondisi ibu mulai lebih baik, aku mulai bergegas menyiapkan diri untuk berangkat kantor dibilangan jakarta selatan. Di motor aku hanya merasakan kecemasan dan kekhawatiran atas kondisi ibu. Selain itu, aku takut sekali jika ibu harus pergi lebih dahulu. Aku hanya berdoa dan memohon kepada Allah SWT, jika memang berkenan izinkan aku untuk menggantikan sakit ibu.
          13 november 2012, pagi ini berangkat ke kantor jauh lebih tenang karena kondisi ibu sudah jauh lebih baik. Tak ada lagi perasaan cemas yang melanda ketika mengendarai motor. Dan hari ini aku harus segera pulang untuk menemani ibu ku. Perasaan-ku senang sekali ketika melihat ibu sudah mulai tertawa dan tersenyum kembali.
          14 november 2012, kejadian sebelumnya terulang kembali. Ibu sakit lagi dan pagi ini masih terbaring dikamar. Setelah kusiapkan sarapan maka ku siapkan diri untuk berangkat kantor lagi. Sebelum-ku pamit untuk berangkat, satu kalimat terlontar dari mulut ibu, "de, maafin ibu ya. Kamu makan yang benar dan jaga kesehatan". Tanpa menjawab sedikit pun maka aku langsung pamit dan bergegas untuk mengeluarkan motor.
          Air mata menetes tak henti menemani-ku mengendarai motor hingga kantor. Aku teringat kalimat ibu pagi ini "de, maafin ibu ya. Kamu makan yang benar dan jaga kesehatan", kalimat itu membuat-ku berpikir tak terarah. Hanya satu yang aku rasakan, takut kehilangan beliau. Selain itu, aku teringat beberapa janji Ibu.
- Ibu akan menjadi saksi wisuda-ku
- Ibu akan menjadi saksi dalam walimatul ursy-ku
- Ibu akan menjadi saksi perkembangan anak-anak ku kelak
- Ibu akan menjadi saksi kesuksesan-ku
          Ibu, aku mencintai mu dan aku menyayangi mu. Aku berharap dan berdoa agar kita bisa bersama menjalani kehidupan ini. Ibu jangan pernah henti mendoakan anak-mu ini. Izinkan dan restui aku menjadi yang terbaik diantara yang terbaik 







0 Ocehan:

Posting Komentar

 

Bocah Psikologi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review