Sabtu, 01 Agustus 2020

Ta'lim Al - Muta'allim (Pentingnya Adab sebelum ilmu)

Diluncurkan oleh Bocah Psikologi di 17.09.00
Assalamu'alaikum sahabat bogi... 

Izinkan Oe untuk berbagi ilmu kembali dari apa yang Oe dapat dari kelas yang diikuti beberapa pekan ini. Semoga bermanfaat untuk sahabat bogi semuanya. 💕

Betapa pentingnya Kita mengetahui Adab - adab sebelum mencari ilmu, baik di Majelis, Sekolah, Kampus maupun Kantor. Dimanapun Kita harus memperhatikan beberapa point dibawah ini.



1. Meluruskan Niat
Sebagai seorang pembelajar yang haus akan ilmu, ada baiknya mari Kita niatkan menuntut ilmu dimanapun untuk mencari Ridha Allah dan kehidupan akhirat, berusaha untuk menghapus kebodohan dari diri yang semoga nantinya akan berkontribusi baik ke agama saat kita masih hidup.

Dari niat ini pula semoga Allah beri keberkahan dan mudahkan Kita dalam mencerna ilmu yang akan didapatkan di kelas dimanapun, aamiin.



2. Kesabaran dalam Belajar (Istiqamah)
Seorang pembeljar itu harus betah dan sabar terhadap gurunya dalam mempelajari kitab (ilmu), supaya Kita tidak meninggalkan gurunya sendirian. Fokus pada bidang yang sedang dipelajari jangan pindah-pindah kalau tidak ada keperluan penting (Komitmen). Sebab hal itu akan membuyarkan semua urusan, menyusahkan hati, membuang-buang waktu dan menyakiti hati mu’allim, guru.



3. Takzim terhadap Ilmu
Sesungguhnya orang yang mengajarimu (satu) huruf yang kamu butuhkan dalam urusan agama, sejatinya ia adalah Bapakmu dalam agama. Guru kami Asy-Syekh Al-Imam Sadiduddin Asy-Syirazi  رَحِمَهُ اللهُ berkata, Guru-guru kami berkata, ‘siapa yang menginginkan anaknya menjadi seorang alim, hendaknya ia memperhatikan para fuqaha’ yang terasing, menghormati mereka, mengagungkan mereka dan memberi mereka sesuatu. Jika nanti anaknya tidak menjadi seorang alim, maka cucunya-lah yang akan menjadi seorang Alim.’”


Diantara wujud memuliakan ilmu yang harus dilakukan adalah degan memuliakan kitab, tidak menjulurkan kaki ke arah kita,; meletakan Al-Quran, kitab tafsir di atas kitab-kitab dan buku-buku lain dan jangan sampai menaruh sesuatu di atas kitab (seperti pulpen, gunting kuku, handphone, dan sebagainya).

Diantara wujud memuliakan ilmu lainnya yang harus Kita lakukan adalah :

✅ Menghormati temen (dalam menuntut ilmu saat pelajaran) dan juga pengajarnya.
✅Mencari perhatian guru dan teman dengan tujuan menggambil manfaat ilmu dari mereka itu dianjurkan saat sedang belajar.
✅ Menyimak semua ilmu dan hikmah dengan penuh pengagungan dan penghormatan.
✅ Seorang penuntut ilmu harus selalu menjaga diri dari akhlak yang tercela.
✅ Hal utama yang harus dijauhi ketika menuntut ilmu adalah sikap sombong, sebab ilmu akan diraih hanya oleh orang-orang yang humble dan rendah hati.

4. Giat, Rajin dan Semangat
Dalam belajar diperlukan kesungguhan dari 3 pihak, yaitu:
- Guru
- Orang Tua (Jika ada)
- Pelajar

✨ Di sini dibilang, seorang penuntut ilmu tidak boleh memaksakan diri di luar kemampuannya karena hal itu akan melemahkan jiwa hingga berhenti belajar. Namun, ia harus bersikap bijaksana, ar-rifqu. Sebab, ar-rifqu (kebijaksanaan) adalah pondasi segala hal.”

✨Rasulullah bersabda: “Ingat, sesungguhnya agama islam ini kokoh, maka jalankanlah dengan bijaksana dan jangan kau buat ibadah kepada Allah itu tak disukai jiwamu.

Karena orang yang telah terhenti di tengah perjalanan itu, tak bisa lagi menempuh perjalanan di muka bumi dan tiada pula kendaraan yang ditungganginya. 



✨ Di buku ini dibilang, sikap malas itu timbul akibat jarang menghayati kemuliaan dan keutamaan ilmu. Jadi sebaiknya seorang muta’alim (pelajar) itu bekerja keras untuk meraih ilmu.

Dan disebutkan lagi  di buku ini, sikap malas itu bisa timbul karena banyak lendir dahak dan badan yang lembab. Dan cara buat mengurangi dahak itu sendiri adalah bisa dilakukan dengan cara mengurangi makan.

5. Memulai Belajar, Ukuran dan Urutan
✨ Ilmu yang kita pelajari adalah milik Allah dan masuk atau tidaknya itu kedalam diri kita pada akhrinya Allah yang menghendaki atau tidaknya itu terjadi. Usaha yang bisa kita lakukan adalah dengan mencari muka di hadapan Allah lewat kesungguhan kita, salah satunya dengan mencatat dan mengulang-ulang pelajaran tersebut.

Dan di buku ini juga dianjurkan … " hendaknya seorang muta’alim (tidak mengabaikan pemahaman), akan tetapi ia harus bersungguh-sungguh memahaminya, lalu memanjatkan doa kepada Allah, khusyuk dan tunduk kepada-Nya karena Allah pasti akan mengabulkan doa orang yang memohon kepada-Nya, dan tidak mengabaikan orang yang berharap kepada-Nya. "

✨ Berusaha untuk sungguh-sungguh dalam belajar kemudian berdoa kepada Allah untuk ilmu yang bermanfaat.


✨  Seorang penuntut ilmu harus berpikir sebelum berbicara agar bicaranya benar. Ucapan itu laksana anak panah, maka harus diluruskan terlebih dahulu dengan memikirkannya sebelum diucapkan supaya tepat.
✨ Seorang penuntut ilmu juga harus bisa mengambil pelajaran dalam semua keadaan, waktu dan dari siapapun.

6. Bertawakal kepada Allah


7. Masa Belajar
✨ Dikatakan dibuku ini, (seorang thalabul ilmi) hendaknya menggunakan seluruh waktu yang ada untuk belajar dan bila telah merasa bosan terhadap ilmu tertentu hendaknya ia mempelajari ilmu yang lainnya.

Ibnu Abbas رَحِمَهُ اللهُ jika telah bosan berbicara, beliau berkata, “Bawakan ke sini kitab kumpulan syair-syair para punjangga syair.”

Muhammab bin Al-Hsan رَحِمَهُ اللهُ tidak tidur pada malam hari, ia selalu menaruh buku-bukunya (didekatnya). Bila telah merasa bosan terhadap suatu ilmu, ia berpindah kepada ilmu yang lain.

✨ Rehat ternyata boleh sahabat, jadi tuh dalam seminggu kita punya waktu 6 hari untuk belajar-belajar hal lain. Tapi gitu yaaa, Rehatnya ulama-ulama baheula mah dari ilmu satu ke ilmu lainnya yak.



8. Kasih sayang dan Nasihat

Di bab ini Imam Az-Zarnuji banyak memberikan kita pelajaran tentang sikap-sikap orang yang berilmu dalam menghadapi orang lain. 

Digambarkan bahwa semakin berilmu seseorang, maka dia tidak akan menyibukan dirinya dengan kedengkian, bahkan dia pun tak punya waktu untuk menanggapi atau membalas keburukan yang dilakukan orang lain terhadap dirinya.


Pernah gak sih Kita kesel sama orang ? atau mungkin iri dengan kemajuan Orang lain ?.

Kalau ada, yuk sama-sama berdoa agar Allah lembutin hati Kita dan menjauhkan Kita dari perasaan yang begitu tidak penting dan buang-buang waktu ini.

Ilmu Allah terlalu luas untuk Kita sempitkan dengan kedengkian, waktu Kita sangat singkat untuk mempelajari ilmunya Allah. Jadi, jangan buang-buang waktu dengan rasa dengki.

9. Memetik Pelajaran dan Adab Mengambil Faedah Ilmu

“Yang disebut ilmu adalah semua yang diambil dari ucapan ahli ilmu, karena mereka telah menghafal hal-hal yang bagus dari hasil pendengarannya dan mengucapkan hal yang paling bagus dari hafalannya.”



10. Sikap Wara' Pada Masa Belajar

Wara' berasal dari bahasa arab yang memiliki arti shaleh atau menjauhkan diri dari perbuatan dosa. Dalam kamus munawir, wara' artinya menjauhkan diri dari dosa, maksiat, dan perkara syubhat.

✨ Disebutkan dalam buku tersebut. Dalam masalah Wara’, sebagian ulama meriwayatkan hadits dari Rasulullah ﷺ bahwa beliua bersabda:
“Siapa yang tidak bersikap Wara’ pada waktu belajarnya, maka Allah memberinya ujian dengan salah satu dari tiga perkara: dimatikan pada usia muda atau ditempatkan di perkampungan orang-orang bodoh atau mengujinya dengan menjadi pembantu bagi penguasa.”

Saat kita berusaha untuk mau bersikap wara', buku ini bilang bahwa ilmu yang kita pelajari lebih bermanfaat, dan belajarpun akan menjadi mudah serta mendapatkan banyak faedah.

✨ Berikut adalah beberapa hal yang masuk dalam kategori berbuat wara:

- Menjaga diri jangan sampai perut kenyang
- Menjaga diri untuk tidak terlalu banyak tidur
- Menjaga diri untuk tidak banyak membicarakan hal yang tidak bermanfaat berhati-hati memakan makanan dari pasar, jika memungkinkan (sebab makanan ini lebih mudah terkena najis dan kotor). Atau ketika orang-orang fakir selalu melihat makanan itu, tapi tidak mampu membelinya bisa saja mereka tersakiti hatinya. Oleh sebab itu, berkapun akan hilang darinya.
- Menjaga agar tidak jauh dari zikrullah yang membuat lengah dari mengingat Allah

11. Hal-hal yang Memudahkan Hafal dan yang Menyebabkan Lupa
✨ ”Faktor terkuat dalam mempermudah hafalan adalah kesungguhan, ketekunan, mengurangi makan, dan shalat malam. Membaca Al-Qur’an juga termasuk faktor yang mempermudah hafalan bagi seseorang.”

Dan jangan lupa pula untuk perbanyak doa. Kemudian Imam Az-Zarnuji mengatakan bahwa, selain berdoa, thalabul ilmu juga harus banyak bershalawat kepada Nabi ﷺ karena beliau adalah rahmat bagi seluruh alam. Dalam sebuah syair disebutkan:

Aku keluhkan kepada Waki tentang lemahnya hafalanku. 
Ia pun menasihati aku agar kutinggalkan maksiat.
Karena ilmu itu anugerah dari Ilah-ku
Dan anugerah Allah tidak akan diberikan kepada pelaku kemaksiatan.

12. Hal-hal yang Mendatangkan dan Menjauhkan (rezeki), Memperpanjang dan Mengurai Usia


✨ Dari hadits ini Kita bisa menyimpulkan bahwa perbuatan dosa merupakan salah satu sebab penghalangnya rezeki. Bisa jadi salah satunya menghalangi rizki dari mendapatkan ilmu atau memahami ilmu yang Kita akan pelajari nanti.

Sebagai pembelajar alangkah baiknya Kita menghindari juga perbuatan dan perkataan yang sia-sia.


...

0 Ocehan:

Posting Komentar

 

Bocah Psikologi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review